id
info@tanyadigital.com WA +62 8133 960 8150
id
info@tanyadigital.com WA +62 8133 960 8150

Memahami Brand Architecture: Fungsi, Contoh, dan Strategi untuk Branding yang Sukses

Dalam lanskap bisnis yang kompetitif, memiliki strategi branding yang solid adalah kunci untuk menciptakan identitas merek yang kuat dan menarik perhatian konsumen. Salah satu komponen penting dalam upaya ini adalah brand architecture, atau bagaimana Anda mengatur dan mengelola hubungan antara merek utama Anda dan sub-merek.

Pengertian Brand Architecture

Brand architecture mengacu pada proses strategis untuk mengatur struktur dan hubungan antara merek induk (parent brand), sub-merek, dan ekstensi merek dalam suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk menciptakan hirarki dan organisasi yang jelas di antara merek-merek ini, sehingga konsumen dapat dengan mudah memahami penawaran dan nilai yang diberikan oleh setiap merek.

Dengan brand architecture yang baik, perusahaan dapat mengidentifikasi posisi masing-masing merek di pasar, menentukan peran dan hubungannya dengan merek induk, serta memastikan konsistensi dan kekuatan identitas merek secara keseluruhan.

Komponen utama dalam brand architecture meliputi:

  1. Brand Master/Merek Induk: Merek utama atau payung yang mencakup seluruh penawaran perusahaan.
  2. Sub-brand: Merek individual yang berada di bawah payung merek induk, biasanya menawarkan produk atau layanan spesifik.
  3. Parent Brand: Merek yang menjadi induk dari sub-merek tertentu.
  4. Umbrella Brand: Merek payung yang mencakup beberapa sub-merek di bawahnya.

Manfaat Memiliki Brand Architecture yang Baik

Membangun brand architecture yang efektif dapat memberikan sejumlah manfaat strategis bagi perusahaan, antara lain:

  1. Memperkuat kepercayaan dan loyalitas konsumen: Dengan struktur yang jelas, konsumen dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mempercayai penawaran dari merek yang berbeda dalam satu perusahaan.
  2. Efisiensi biaya pemasaran: Dengan adanya merek induk yang kuat, sub-merek dapat memanfaatkan ekuitas merek tersebut, sehingga mengurangi biaya pemasaran dan promosi.
  3. Memfasilitasi pertumbuhan bisnis: Brand architecture yang baik memungkinkan perusahaan untuk meluncurkan ekstensi merek atau sub-merek baru dengan lebih mudah, karena konsumen sudah familiar dengan merek induk.
  4. Membuka peluang cross-selling: Dengan adanya sub-merek yang berbeda di bawah satu payung, perusahaan dapat menawarkan produk atau layanan terkait secara lebih efektif kepada konsumen yang sama.

Manfaat-manfaat ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki brand architecture yang terstruktur dengan baik dalam strategi branding perusahaan.

Jenis-Jenis Brand Architecture

Ada beberapa model atau jenis brand architecture yang umum digunakan dalam praktik bisnis. Masing-masing memiliki karakteristik dan strategi yang berbeda dalam mengatur hubungan antara merek induk dan sub-merek.

1. Branded House

Dalam model ini, perusahaan hanya memiliki satu merek induk yang kuat, dan semua produk atau layanan dikelompokkan di bawah merek tersebut. Sub-merek tidak digunakan atau ditonjolkan secara signifikan.

SEO Agency Enterprise

Contoh: Apple, Nike, Sony

Keuntungan:

  • Konsistensi identitas merek yang kuat
  • Efisiensi biaya pemasaran
  • Sinergi antar produk/layanan

Kerugian:

  • Risiko terhadap reputasi jika satu produk mengalami masalah
  • Kurang fleksibilitas untuk menjangkau pasar yang berbeda

2. Endorsed Brands

Jasa Pembuatan Website

Model ini mengkombinasikan merek induk yang kuat dengan sub-merek yang terpisah. Sub-merek mendapat dukungan (endorsed) dari merek induk, namun juga memiliki identitas sendiri.

Contoh: Microsoft (Windows, Office, Xbox), Toyota (Lexus, Scion), Procter & Gamble (Tide, Pantene, Gillette)

Keuntungan:

  • Sub-merek dapat berdiri sendiri dan menjangkau pasar yang berbeda
  • Memanfaatkan ekuitas merek induk
  • Fleksibilitas dalam pengelolaan merek

Kerugian:

  • Potensi kebingungan konsumen tentang hubungan antar merek
  • Biaya pemasaran yang lebih tinggi untuk membangun sub-merek

House of Brands

Dalam model ini, perusahaan memiliki beberapa merek yang berbeda dan independen, tanpa adanya merek induk yang dominan. Setiap merek dikelola dan dipasarkan secara terpisah.

Contoh: Procter & Gamble (Tide, Pampers, Crest, Olay), Unilever (Lipton, Dove, Hellmann’s, Axe)

Keuntungan:

  • Setiap merek dapat menjangkau pasar yang berbeda
  • Risiko terlokalisasi jika satu merek mengalami masalah
  • Fleksibilitas dalam strategi pemasaran

Kerugian:

  • Kurangnya sinergi dan efisiensi biaya pemasaran
  • Risiko kanibalisme antar merek dalam perusahaan
  • Sulitnya membangun loyalitas terhadap perusahaan

4. Hybrid Brand

Model ini merupakan kombinasi dari beberapa jenis brand architecture di atas. Perusahaan memiliki merek induk yang kuat, namun juga menggunakan sub-merek dengan tingkat endorsement yang bervariasi.

Contoh: Marriott (Courtyard, Ritz-Carlton, Fairfield Inn), General Electric (GE Appliances, GE Healthcare, GE Aviation)

Keuntungan:

  • Fleksibilitas dalam menjangkau berbagai segmen pasar
  • Memanfaatkan kekuatan merek induk dan sub-merek
  • Memungkinkan ekspansi bisnis yang lebih mudah

Kerugian:

  • Kompleksitas dalam pengelolaan merek
  • Potensi kebingungan konsumen tentang hubungan antar merek
  • Biaya pemasaran yang lebih tinggi

Pemilihan model yang tepat sangat tergantung pada tujuan bisnis, target pasar, dan strategi branding perusahaan secara keseluruhan.

BACA JUGA : Brand Guidelines: Elemen, Tips Cara Membuat Panduan Merek

Membangun Brand Architecture yang Efektif

Membangun brand architecture yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan bisnis membutuhkan perencanaan dan strategi yang matang. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda terapkan:

1. Riset Pelanggan dan Pesaing

Sebelum menentukan brand architecture, penting untuk memahami preferensi dan persepsi konsumen terhadap merek Anda, serta strategi yang digunakan oleh pesaing. Riset pasar yang mendalam akan memberikan wawasan berharga dalam mengembangkan strategi branding yang relevan.

2. Memilih Model Brand Architecture yang Tepat

Berdasarkan hasil riset dan tujuan bisnis Anda, pilihlah model brand architecture yang paling sesuai, seperti branded house, endorsed brands, house of brands, atau hybrid

3. Membangun Strategi Jangka Panjang

Brand architecture bukanlah sekadar struktur statis, tetapi harus didukung dengan strategi jangka panjang yang konsisten. Tentukan tujuan branding Anda, baik untuk merek induk maupun sub-merek, serta bagaimana Anda akan mengkomunikasikan identitas dan nilai merek tersebut kepada konsumen.

4. Menyelaraskan Eksekusi di Semua Touchpoint

Setelah menetapkan strategi, pastikan untuk menerapkannya dengan konsisten di semua touchpoint, baik online maupun offline. Ini mencakup desain logo, identitas visual, konten pemasaran, iklan, dan semua upaya komunikasi merek lainnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda akan dapat membangun brand architecture yang solid dan efektif, yang akan membantu meningkatkan visibilitas, konsistensi, dan kekuatan merek Anda di pasar.

Studi Kasus: Contoh Sukses Brand Architecture

Untuk lebih memahami penerapan brand architecture yang baik, mari kita lihat beberapa contoh sukses dari perusahaan besar.

1. Nike

Nike adalah contoh sempurna dari branded house, dengan merek induk yang sangat kuat dan dikenal luas. Semua produk, mulai dari sepatu, pakaian, hingga peralatan olahraga, dikelompokkan di bawah merek Nike. Strategi ini memungkinkan Nike untuk membangun identitas merek yang konsisten dan memanfaatkan ekuitas merek secara maksimal.

Salah satu faktor kesuksesan Nike adalah konsistensi dalam mempromosikan nilai-nilai merek seperti kinerja, gaya hidup aktif, dan inspirasi melalui berbagai kampanye pemasaran yang ikonik, seperti “Just Do It” dan “Air Jordan”.

2. Microsoft

Microsoft menggunakan model endorsed brands, dengan merek induk yang kuat dan sub-merek seperti Windows, Office, dan Xbox. Setiap sub-merek memiliki identitas visual dan positioning yang berbeda, namun tetap mendapat endorsement dari merek Microsoft yang terkenal.

Strategi ini memungkinkan Microsoft untuk menjangkau berbagai segmen pasar dengan penawaran produk yang beragam, sambil memanfaatkan kekuatan merek induk dalam hal kepercayaan dan kredibilitas.

3. Unilever

Unilever adalah contoh perusahaan yang menggunakan model house of brands dengan sukses. Mereka memiliki portofolio merek yang beragam, seperti Lipton, Dove, Hellmann’s, dan Axe, yang dikelola secara terpisah untuk menjangkau berbagai segmen konsumen.

Kunci keberhasilan Unilever adalah kemampuan mereka dalam membangun identitas dan positioning yang unik untuk setiap merek, serta melakukan penelitian konsumen yang mendalam untuk memahami kebutuhan spesifik dari setiap segmen pasar.

4. Marriott

Marriott menggunakan model hybrid brand, dengan merek induk Marriott yang kuat dan berbagai sub-merek seperti Courtyard, Ritz-Carlton, dan Fairfield Inn. Setiap sub-merek memiliki target pasar dan positioning yang berbeda, namun tetap terkait dengan nilai-nilai inti Marriott.

Strategi ini memungkinkan Marriott untuk menjangkau segmen konsumen yang luas, mulai dari wisatawan anggaran hingga wisatawan mewah, sambil tetap mempertahankan konsistensi dan kualitas layanan yang diharapkan dari merek induk.

Faktor penting dalam kesuksesan brand architecture perusahaan-perusahaan ini adalah kemampuan mereka dalam memahami kebutuhan dan preferensi konsumen, serta mengeksekusi strategi branding yang konsisten dan relevan di semua touchpoint.

Kesimpulan

Brand architecture adalah komponen penting dalam strategi branding perusahaan, karena mengatur dan mengelola hubungan antara merek induk, sub-merek, dan ekstensi merek dengan efektif. Dengan brand architecture yang baik, perusahaan dapat memperkuat kepercayaan konsumen, meningkatkan efisiensi pemasaran, memfasilitasi pertumbuhan bisnis, dan membuka peluang cross-selling.

Terdapat beberapa jenis brand architecture yang umum digunakan, seperti branded house, endorsed brands, house of brands, dan hybrid brand. Pemilihan model yang tepat tergantung pada tujuan bisnis, target pasar, dan strategi branding secara keseluruhan.

Untuk membangun brand architecture yang sukses, perusahaan harus melakukan riset pelanggan dan pesaing, memilih model yang sesuai, membangun strategi jangka panjang, serta menyelaraskan eksekusi di semua touchpoint. Contoh-contoh sukses dari perusahaan besar seperti Nike, Microsoft, Unilever, dan Marriott dapat memberikan inspirasi dan wawasan berharga.

Pada akhirnya, brand architecture yang efektif akan membantu Anda menciptakan identitas merek yang kuat, konsisten, dan relevan bagi konsumen, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Jadi, jangan ragu untuk mengoptimalkan brand architecture Anda dan memanfaatkan potensi penuh dari strategi branding perusahaan Anda.

BACA JUGA : Memahami Brand Activation: Fungsi, Contoh, dan Strategi Efektif

FAQ

Apa perbedaan antara brand architecture dan strategi branding?

Brand architecture fokus pada mengatur struktur dan hubungan antara merek induk, sub-merek, dan ekstensi merek dalam sebuah perusahaan. Sementara strategi branding adalah rencana keseluruhan untuk membangun, memposisikan, dan mempromosikan merek di pasar.

Mengapa brand architecture penting bagi sebuah perusahaan?

Brand architecture penting karena membantu menciptakan konsistensi dan hierarki yang jelas antar merek, memperkuat kepercayaan konsumen, meningkatkan efisiensi pemasaran, memfasilitasi pertumbuhan bisnis, dan membuka peluang cross-selling.

Apa keuntungan dari model branded house?

Keuntungan branded house meliputi konsistensi identitas merek yang kuat, efisiensi biaya pemasaran, dan sinergi antar produk/layanan di bawah satu merek.

Kapan sebaiknya menggunakan model endorsed brands?

Model endorsed brands cocok digunakan saat perusahaan ingin memiliki sub-merek yang terpisah untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda, namun tetap memanfaatkan ekuitas merek induk yang sudah mapan.

Apa kekurangan dari model house of brands?

Kekurangan model house of brands adalah kurangnya sinergi dan efisiensi biaya pemasaran, risiko kanibalisme antar merek, serta sulitnya membangun loyalitas terhadap perusahaan secara keseluruhan.

Bagaimana cara memilih jenis brand architecture yang tepat?

Pemilihan jenis brand architecture yang tepat harus didasarkan pada riset pelanggan, analisis kompetitif, tujuan bisnis, dan strategi branding perusahaan secara keseluruhan.

Apa langkah pertama dalam membangun brand architecture yang efektif?

Langkah pertama adalah melakukan riset pelanggan dan pesaing untuk memahami preferensi konsumen serta strategi yang digunakan oleh kompetitor.

Bagaimana menjaga konsistensi brand architecture di semua touchpoint?

Untuk menjaga konsistensi, perusahaan harus menyelaraskan eksekusi brand architecture di semua touchpoint, baik online maupun offline, seperti desain logo, identitas visual, konten pemasaran, iklan, dan upaya komunikasi merek lainnya.

Apakah brand architecture bersifat statis atau dapat berubah seiring waktu?

Brand architecture bukan sesuatu yang statis, melainkan harus disesuaikan dengan perkembangan bisnis, tren pasar, dan preferensi konsumen yang berubah. Perusahaan harus siap untuk mengkaji ulang dan menyesuaikan brand architecture mereka secara berkala.

Bisakah Anda memberikan contoh perusahaan yang berhasil mengimplementasikan hybrid brand architecture?

Ya, contohnya adalah Marriott dengan sub-merek seperti Courtyard, Ritz-Carlton, dan Fairfield Inn yang menjangkau segmen konsumen yang berbeda, namun tetap terkait dengan nilai-nilai inti Marriott sebagai merek induk.

Semoga FAQ ini membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seputar brand architecture dan membantu Anda memahami konsep ini dengan lebih baik.

About the author

Digital Marketer: Facebook, Google Ads, Intagram Ads, SEO Specialist, SEO Content Writer, SEO Copywriter, Blogger

Leave a Reply

Bali Digital Marketing Agency

Tentang Kami

Tanya Digital adalah Digital Marketing Agency Bali terbaik dan profesional berpengalaman yang membantu usaha membangun awareness dan membantu kehadiran bisnis secara online dengan strategi yang akurat dan memberikan hasil nyata.

Sebagai Digital Marketing Bali kami akan memberikan ide baru untuk meningkatkan hasil pencarian Anda secara organik, kampanye iklan berbayar yang lebih profesional dan menguntungkan, kami Jasa Digital Marketing Bali akan terus memberikan strategi inovatif untuk menghubungkan bisnis Anda dengan audiens online yang tepat.

Form Inquiry Digital Marketing: SEO, SEM, SMM, Content Marketing, Email Marketing & Web Development

Tertarik dengan Jasa Digital Marketing kami? Tim Support/Marketing kami ada di sini, Silahkan pesan sekarang juga!